Imanku Mendamaikan Dunia
Senin, 07 Desember 2015
Indahnya Bersyukur
Berkunjung ke panti asuhan memberikan banyak pelajaran dan nilai kehidupan. Seringkali dalam hidup ini kita merasa bahwa apa yang kita miliki masih kurang. Kita masih sering cenderung iri dengan pencapaian dan kehidupan orang lain yang lebih sukses. Akibat rasa iri hati tersebut seringkali kita merasa bahwa hidup kita sulit, hidup kita tidak semenyenangkan hidup orang lain. Kita lebih banyak mengeluh dan tidak puas dengan keadaan dan segala hal yang kita miliki.
Padahal dalam hidup ini kita harus melihat ke atas dan juga melihat ke bawah. Boleh saja kita melihat ke atas, melihat pencapaian orang lain yang lebih baik dari kita. Itu penting untuk menimbulkan semangat dalam diri kita, agar kita memiliki tujuan dalam hidup ini. Supaya hidup kita bisa lebih baik dari keadaan kita sekarang. Namun kita juga perlu untuk melihat kebawah. Dengan melihat kebawah kita dapat lebih mensyukuri kehidupan yang kita miliki. Meskipun hidup kita kini terasa sulit, belum menjadi sukses namun kita tetap harus mensyukuri segala pemberian Tuhan kepada kita sampai saat ini.
Lewat kunjungan ke Panti asuhan Children Village, saya belajar akan nilai bersyukur dalam hidup ini. Jika terkadang dalam menjalani hidup ini saya banyak mengeluh dan merasa bahwa hidup ini sulit, lewat kunjungan ke panti asuhan, Tuhan seakan memperlihatkan pada saya bahwa masih banyak orang orang yang tidak seberuntung saya. Hidup saya tidak sesulit yang saya keluhkan.
Lewat kunjungan pula saya merasa bahwa Tuhan memang tidak pernah meninggalkan anak anak-Nya. Tuhan menyertai kita sampai akhir zaman. Seperti dalam Kitab Suci tertulis dalam Matius 28:20 ( Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”). Meskipun anak anak di panti asuhan tersebut tidak seberuntung saya, namun Tuhan tetap menjaga dan melindungi mereka lewat orang orang baik yang mau menjaga dan merawat mereka. Tuhan tetap sayang pada mereka.
Lewat kunjungan ke panti asuhan pula saya merasa bahwa saya harus lebih menghormati orang tua saya. Seperti yang tertulis dalam Keluaran 20 : 12 ( Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.). Seringkali saya masih kurang menghormati menghargai dan mensyukuri kehadiran kedua orang tua saya dirumah. Setelah kunjungan dari panti asuhan, saya merasa bahwa anak anak panti saja dapat menghormati dan menghargai orang tua angkatnya. Tentu saya harus bisa menghormati dan menghargai kedua orangtua kandung saya.
Dalam perkuliahan religiusitas selalu ditekankan akan “ Imanku Mendamaikan Dunia “. Dan Puji Tuhan, lewat kunjungan ke panti asuhan, hal nyata dari gagasan iman yang mendamaikan dunia benar benar terwujud. Orang tua angkat yang mau menjaga dan merawat anak anak panti asuhan berasal dari berbagai agama, dan mereka mampu hidup rukun bersama dalam komunitas panti asuhan. Dalam setiap agama diajarkan untuk berbuat baik kepada sesama. Dan hal konkrit dari ajaran setiap agama tersebut terealisasikan lewat kehadiran orang tua angkat dari anak anak panti asuhan.
Tidak hanya orang tua angkat, namun dari donatur donatur yang perduli pada anak anak panti asuhan kita juga dapat melihat bahwa dengan masing masing iman yang dimiliki oleh para donatur, mereka mampu membuat dunia ini menjadi lebih indah dan lebih damai. Ada tawa dan senyum di wajah anak anak panti asuhan berkat orang tua angkat serta donatur yang memiliki visi sama, yaitu merawat anak anak panti , serta berbagi dengan anak anak panti tanpa melihat apa agama mereka, siapa Tuhan mereka, dan bagaimana cara mereka beribadah.
Pada akhirnya pesan serta nilai yang bisa diperoleh dari kunjungan ke panti asuhan adalah bahwa selalu ada hal hal yang dapat kita syukuri dalam hidup ini. Tuhan tidak pernah meninggalkan anak anak-Nya, Tuhan selalu menyertai hingga akhir zaman. Mari lebih banyak bersyukur agar kita dapat menjalani hidup dengan damai dan tenang. 1 Tesalonika 5 : 18 ( Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu ).
Senin, 30 November 2015
Indahnya Toleransi Antar Umat Beragama
Agama. Satu kata yang banyak mengandung makna. Mengandung cerita. Setiap agama memiliki aturan dan kebiasaannya masing masing. DItengah masyarakat, banyak kita jumpai berbagai agama bersinggungan pada satu lingkungan. Meskipun terdapat perbedaan, namun masih terdapat toleransi antar umat beragama tersebut. Hal ini menunjukan bahwa meskipun berbeda beda agamanya, namun ajarannya hampir sama, yaitu mengajarkan kita manusia untuk menjadi manusia yang baik. Yang berbuat baik kepada sesamanya, yang menghargai saudara saudaranya meskipun berbeda agama, berbeda keyakinan. Berikut adalah beberapa contoh nyata bahwa ditengah masyarakat masih banyak terdapat toleransi antar umat beragama.
Gambar diatas menunjukan toleransi antar umat beragama. Tim Banser NU yang beragama muslim, membantu mengamankan saudara saudaranya yang Katolik ketika Perayaan Natal. Soal Banser NU menjaga keamanan Misa jika boleh diperkuat dengan dalil akan sangat bisa kita baca dengan jelas di QS. al-Hajj ayat 40:
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Berikutnya ada gambar yang menunjukan ketika Saudara kita yang Hindu merayakan hari raya Nyepi. Ketika merayakan Nyepi, orang lain yang bukan beragama Hindu tetap menghargai dan melakukan tradisi serta kebiasaan saudara saudara kita yang beragama Hindu. Mereka tetap mematikan lampu lampu rumah, dan tidak bepergian ketika hari raya Nyepi diperingati.
Berikutnya gambar diatas menunjukan gambar ketupat, simbol hari raya Lebaran bagi saudara saudara kita yang muslim. Bentuk toleransi dari saudara saudara yang non muslim terlihat jelas ketika biasanya perusahaan perusahaan atau pun pemilik usaha meliburkan karyawannya cukup lama. Ini dimaksudkan untuk memberi waktu karyawan maupun rekan kerja yang beragama muslim untuk merayakan hari raya bersama keluarganya.
Gambar diatas menunjukan tradisi dari saudara saduara kita yang beragama Kong Huchu. Ketika merayakan hari raya Dewa dewa , biasanya diadakan kirab arak arakan seperti pada gambar. Dalam kirab ini biasanya bentuk toleransi dari saudara saudara kita yang lain adalah dalam bentuk membantu mengamankan dan menyiapkan rute yang hendak dilalui ketika kirab arak arakn diadakan.
Jadi dari contoh contoh diatas dapat terlihat bahwa iman kita mampu mendamaikan dunia kita, dengan rasa toleransi antar umat beragama. Blog ini dibuat sebagai bagian dari tugas religiusitas UNIKA Soegijapranata yang diampu oleh Bapak Daru. Raimund Edwin 14.d1.0222
Rabu, 25 November 2015
Mendapat Keuntungan dengan Hati Nurani
Pada posting blog saya kali ini, saya akan mencoba sedikit menghubungkan mengenai ajaran agama dengan bisnis. Dewasa ini kita ketahui banyak penjual yang tidak jujur dan hanya mementingkan laba saja. Mereka tidak berbisnis dengan menggunakan hati nurani mereka. Orientasi mereka hanya pada profit
Setiap orang tentu beragama, dan setiap agama pasti mengajarkan mengenai pentingnya bertindak dengan berdasarkan hati nurani. Pada post kali ini saya akan membagikan informasi mengenai Profesor Muhamad Yunus , asal Banglades , yang menjalankan bisnisnya dengan hati nurani. Dari Profesor Muhamad Yunus terdapat bukti nyata bahwa masih terdapat orang orang yang berbisnis dengan hati nurani saja. Tidak mengutamakan laba.
Profesor Muhamad Yunus menciptakan konsep bisnis bank yang lain dari yang lain. Profesor Yunus percaya bahwa salah satu cara untuk mengurangi dan menghilangkan kemiskinan adalah dengan cara memberikan pendampingan , serta memberi mereka kepercayaan dengan memberi pembiayaaan modal usaha. Pada awalnya, Grameen Bank memberikan kredit mikro pada masyarakat miskin dengan berbasis kepercayaan tanpa jaminan.
Prinsip Operasional Grameen Bank antara lain :
1. Prosedur dan persyaratan pembiayaan sangat sederhana.
Misalnya : Proses pengajuan, pencairan serta pembayaran angsuran dapat dilakukan di tempat nasabah tanpa harus nasabah ke kantor Grameen Bank
2. Skema dan Plafon pembiayaan dan jadwal angsuran fleksibel. Nasabah dapat mengangsur harian, mingguan maupun bulanan.
3. Menerapkan konsep pembiayaan kelompok.
Peminjam diminta membuat kelompok yang terdiri dari lima orang dengan satu pemimpin. Pinjaman diberikan berurutan dengan syarat orang kedua baru dapat meminjam jika orang pertama telah melunasi pinjamannnya. Jika terjadi hambatan , misalnya terjadi kredit macet maka pencairan pinjaman untuk orang berikutnya ditunda hingga kredit lunas.
4. Bank memberi pendampingan terstruktur kepada kelompok nasabah. Pendampingan ini dalam bentuk pelatihan teknis, keterampilan usaha serta materi materi yang mampu mendukung kemampuan berwirausaha.
5. Agar kedepannya rakyat miskin memiliki aset sendiri, maka pihak bank mewajibkan nasabahnya menyisihkan sebagian keuntungannya untuk ditabung.
Untuk keberlanjutan antargenerasi, Grameen Bank memfokuskan pinjaman pada perempuan. Perempuan diutamakan karena :
1. Untuk pemberdayaan perempuan dengan meningkatkan posisi tawar perempuan
2. Peningkatan kualitas hidup anak.
Ini didasarkan atas riset bahwa peningkatan ekonomi perempuan berbanding lurus dengan tingkat pendidikan dan kesehatan anak.
Jadi Grameen Bank merupakan contoh Manajemen Bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan hati nurani karena konsep dasar dari bank ini adalah memberikan pinjaman kepada rakyat miskin dengan sistim kepercayaan , tanpa jaminan. Untuk menjaga keberlangsungan Grameen Bank, tetap diberlakukan suku bunga pinjaman yang dijaga dekat dengan suku bunga pasar. Jadi Bank pun tetap mendapat keuntungan dari bisnisnya.
Bisnis seperti ini penting dijalankan karena Konsep bisnis seperti Grameen Bank, yang memberikan bantuan dana usaha bagi rakyat miskin sangat perlu dijalankan untuk memberantas dan membebaskan masyarakat miskin dari lingkaran setan kemiskinan yang selama ini membelenggu. Banyak dari masyarakat terperangkap dalam kemiskinan karena tidak adanya keperdulian dari mereka yang lebih sejahtera. Dengan konsep Grameen Bank, yang memberikan pelatihan usaha serta pinjaman dana usaha tanpa jaminan serta dengan sistim pengajuan pinjaman yang mudah , memberikan solusi atas keterbatasan dana dan kemampuan masyarakat miskin yang hendak membuka usahanya sendiri.
Senin, 16 November 2015
Terorisme bukan Muslim
Jumat, 13 November 2015 dunia dikejutkan oleh serangan teroris di 7 titik lokasi berbeda kota Paris, disertai ledakan bom di dekat Stadion Stade de France. 132 orang tewas dalam peristiwa terorisme ini.
Buntut dari kejadian ini menimbulkan istilah yang pada media sosial disebut " Islamofobia ". Islamofobia ini booming terutama di Eropa dan Amerika. Masyarakat Eropa semakin memojokkan dan menyudutkan Saudara kita yang beragama muslim , mereka melakukan generalisasi bahwa pelaku terorisme adalah orang muslim. Cukup miris memang, orang Eropa yang kita kenal berpikiran terbuka, melakukan generalisasi terhadap suatu pemeluk agama tertentu akibat tindakan terorisme. Ada satu kisah yang saya rasa cukup mampu menyadarkan masyarakat dunia bahwa terorisme bukan muslim. Terorisme harus kita lawan bersama sebagai suatu kesatuan masyarakat dunia yang ingin hidup damai.
Dari Twitter, didapat kisah dari Alex Malloy yang menceritakan bagaimana sedihnya sopir taksi yang ditumpanginya. Sopir itu beragama muslim, dan hal pertama yang dikatakan kepada Malloy ketika masuk ke taxinya adalah ungkapan rasa terimakasih. Sopir taksi itu berterimakasih karena selama 2 jam, Malloy adalah penumpang pertama taksi tersebut. Banyak orang enggan menggunakan taksi sopir tersebut karena sopir tersebut adalah seorang muslim. Sopir taksi tersebut menangis di sepanjang perjalanan, ia bersedih karena masyarakat menggeneralisasi umat muslim sebagai terorisme. Sopir taksi tersebut mengatakan, " Allah, my God doesn't believe in this. People think i am a part of this, and i'm not.".
Terorisme ini harus kita lawan bersama sama sebagai saudara. Bagaimana kita bisa memerangi terorisme yang menghantui kita, jika timbul pola pikir skeptis dan generalis terhadap saudara kita sendiri? Jangan limpahkan rasa kesal dan kemarahan kita kepada saudara kita yang muslim, yang tidak tahu apa apa mengenai terorisme yang terjadi. Mereka justru menjadi korban secara tidak langsung dari serangkaian kegiatan terorisme yang terjadi. Saudara kita yang muslim sekarang banyak dikucilkan dan dibenci akibat terorisme. Mereka tidak bisa hidup damai dan tenang. Padahal mereka sama sekali bukan bagian dari kegiatan terorisme. Masyarakat dunia kini tidak seharusnya memojokkan saudara kita yang muslim hanya karena teroris memiliki agama muslim. Saudara kita yang muslim layak mendapat perlakuan yang sama, perlindungan yang sama. Karena mereka adalah bagian dari kita, bagian dari masyarakat dunia yang ingin hidup damai. Terorisme tidak memandang agama. Apapun keyakinan Anda, ketika terjadi bom di dekat Anda, anda tetap akan menjadi korban. Tidak ada beda antara Nasrani, Muslim, Budha, maupun Hindu. Semua memiliki peluang yang sama menjadi korban terorisme.
Jadi yang ingin Saya tekankan kepada siapapun yang membaca sedikit ulasan saya ini, Tolong hentikan Islamofobia ini. Tolong hentikan ketidakadilan perlakuan terhadap Saudara Muslimku. Mari saling merangkul serta bahu membahu menghadapi masalah bersama ini, yaitu Terorisme.
Tulisan ini dibuat sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Religiusitas yang diampu oleh Bapak Gregdaru.
Senin, 09 November 2015
Tanda Tanya : Masih Pentingkah Kita Berbeda ?
" Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini. Tapi dijalan setapaknya masing masing. Tiap manusia berjalan sendirian. Berjalan, berlari, dan sesekali berhenti. Semua jalan setapak itu berbeda beda namun menuju ke arah yang sama. Mencari suatu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama. Semakin dekat ketujuan, manusia semakin menyadari bahwa disepanjang jalan setapak yang sudah dilewatinya ia takkan pernah benar benar sendiri. Manusia selalu bersama apa yang dia cari, bersama tujuannya yaitu Tuhan. "
Kalimat diatas dikutip dari salah satu scene dalam film berjudul " Tanda Tanya " karya Hanung Bramantyo. Film ini mengajarkan mengenai indahnya toleransi antar umat beragama dalam kehidupan. Dalam film mencoba mengajarkan pada masyarakat bahwa meskipun berbeda beda namun perbedaan itu mengarah pada tujuan yang sama, yaitu Tuhan.
Renungan saya setelah melihat film ini adalah bahwa agama itu merupakan privasi setiap orang. Setiap orang bebas memilih agamanya sendiri, sesuai dengan kemantapan hati masing masing. Ada bagian dalam film ini yang mengisahkan Rika, seorang Janda yang awalnya beragama muslim namun memilih pindah ke agama Katolik, karena dia merasa bahwa Tuhan Yesus bisa menyembuhkan luka batinnya. Rika yang ingin menjadi katolik pun harus mengikuti pelajaran sebelum dibaptis ( katekumen). Dalam suatu sesi dimana Romo meminta setiap orang untuk menuliskan makna Tuhan Yesus dalam hidupnya, Rika pun mengalami kesulitan. Akhirnya Ia menjawab pengertian Tuhan menurut ajaran saudara kita yang beragama muslim, antara lain Al-Hafizh - Maha Memelihara; Al-'Aliyy - Maha Tinggi; Al - Kabir - Maha Besar. Romo pun tidak mempermasalahkannya karena memang meskipun " jalannya " berbeda namun setiap agama menuju tujuan yang sama yaitu Tuhan. Meskipun Rika pindah agama Katolik, ia mendidik anaknya menurut ajaran Muslim. Sekali lagi ini hendak menunjukan bahwa apapun iman kita, kita mengarah pada tujuan yang sama.
Dari kalimat yang saya kutip di alinea pertama, saya mencoba merenungkan dan memahami arti dari kutipan diatas. Kita manusia memang berjalan sendirian dalam agama kita masing masing. Terkadang dalam pencarian kita, kita berjalan namun terkadang kita juga berlari dan sesekali berhenti. Kita berjalan ketika kita merasa hidup kita aman aman saja tidak ada gangguan, semua lancar saja. Namun demikian kita terkadang juga berlari untuk mencari jawaban-Nya. Kita berlari ketika dalam hidup ini kita dihadapkan dengan masalah pelik. Kita berlari dengan harapan kita bisa segera menemukan jawaban atas permasalahan kita. Ketika terus berlari, dan tidak menemukan jawaban, kita akan lelah dan sesekali berhenti. Kita berhenti ketika kita mengalami kebingungan, namun justru di saat kita berhenti inilah kita dapat merenungkan karya karya-Nya yang besar dalam hidup kita. Kita semua berjalan di jalan setapak yang berbeda beda, berjalan di keyakinan kita yang berbeda namun arahnya sama, tujuannya sama. Semakin dekat manusia dengan Tuhan, ia akan semakin sadar bahwa sepanjang perjalanan kehidupan beragamanya terdapat orang lain yang juga berjalan di jalan setapak yang berbeda namun tujuannya sama. Jadi perbedaan perbedaan yang ada bukanlah masalah, justru dari perbedaan itu akan semakin merekatkan persaudaraan antar umat beragama.
Film ini juga mengajarkan mengenai toleransi antar umat beragama. Dalam film dikisahkan bahwa Tan Kat Sun, pemilik restoran Chinese Food sangat menghargai toleransi antar umat beragama. Ia memberi waktu bagi karyawannya yang beragama muslin untuk beribadah, serta memberi waktu libur 5 hari bagi karyawannya untuk merayakan Idul Fitri. Ia juga memisahkan peralatan memasaknya menjadi 2 bagian, yang satu digunakan untuk memasak ayam, dan sapi sedangkan yang satunya untuk memasak babi. Menurut saya ini adalah hal unik yang sepertinya sudah jarang kita temui sekarang.
Hanung Bramantyo juga mengajarkan kepada kita lewat film ini bahwa sebaiknya kita tidak menjadi pemeluk agama yang fanatik. Semua agama dengan cara yang berbeda beda sama sama menuju ke kebenaran. Dalam film ini dikisahkan bahwa Surya, seorang muslim yang bekerja sebagai aktor, seringkali hanya mendapat peran penjahat ataupun figuran. Suatu ketika, ia diberi tawaran oleh Rika untuk memerankan Yesus dalam drama Paskah. Awalnya Surya tidak mau menerima tawaran Rika, bahkan Surya pun berpendapat bahwa masuk kegereja saja tidak diperbolehkan menurut imannya. Namun setelah ia berkonsultasi dengan seorang Ustad, ia pun merubah pola pikirnya. Pak Ustad berkata bahwa yang penting adalah hatinya. Meskipun berada di tempat paling berdosa pun asalkan hati kita masih milik Tuhan Allah, tempat dan pekerjaan kita bukanlah masalah.
Akhir kata yang ingin saya tekankan adalah bahwa film ini mengajarkan kepada kita untuk tidak membeda bedakan, semua agama memiliki tujuan yang sama , meskipun jalan setapaknya berbeda. Kita juga harus menerapkan toleransi antar umat beragama serta menjadi pemeluk agama yang tidak fanatik , memandang bahwa agamanyalah yang paling benar.
Tulisan ini dibuat untuk tugas religiusitas dengan pengampu Bapak Gregorius Daru. Raimund Edwin 14.D1.0222
Sabtu, 31 Oktober 2015
Kita Bertemu di AMIN yang Sama
Isu mengenai pacaran beda agama sudah bukan hal baru di kalangan remaja. Sudah banyak artikel dan ulasan serta opini yang beredar mengenai isu ini. Banyak yang berpendapat bahwa lebih baik mencari yang seagama saja karena paling tidak sudah meminimalkan satu permasalahan yang cukup signifikan dalam kelangsungan hubungan. Ada pula yang berpendapat seperti gambar ini
Ada pula gambar yang cukup menggelitik seperti ini
Memang dari gambar pertama, tidak bisa dikatakan salah. Jika Anda menyukai orang yang beda agama dengan Anda, Anda memang memiliki 2 opsi tersebut. Ganti Tuhan atau ganti Pacar ?
Namun sebenarnya terdapat opsi ketiga, yaitu Anda tetap menjalankan Agama Anda, dan Anda tetap menjalin hubungan dengan pacar Anda. Pilihan yang satu ini memang tidak bisa ditemukan disemua kasus pacaran beda agama karena masalah mindset. Menurut cerita dan opini dari teman teman saya ketika kita membahas masalah ini, tidak semua orang memiliki mindset ini. Ada yang berpendapat bahwa masalah ini harus dibahas dulu di awal jika ingin menjalani hubungan. Konsep pemikiran ini tidak salah juga, karena bagaimanapun isu mengenai beda agama ini akan menjadi bom waktu yang tinggal menunggu kapan untuk meledak.
Menurut saya, Pacaran Beda Agama atau bahkan nikah beda agama boleh boleh saja. Saya mencoba memahami hal ini berdasarkan agama saya yaitu agama Katolik. Saya mempunyai pemikiran bahwa ketika Tuhan Yesus datang kedunia ini, Ia tidak pernah mengatakan bahwa jadilah Katolik, atau jadilah Kristen. Tuhan hanya mengatakan bahwa untuk masuk ke Surga, manusia harus mengikuti ajaran-Nya. Ajaran -Nya meski namanya berbeda beda, namun semuanya memiliki inti yang sama. Yaitu mengajarkan kasih sayang dan mengamalkan perbuatan baik. Sang Ilahi tidak pernah membeda bedakan manusia. Manusialah yang membuat perbedaan perbedaan itu ada.
Tentu menjadi sebuah makna dan berkat tersendiri ketika ditengah milyaran manusia ini, Tuhan memperbolehkan Anda bertemu dengan calon pacar, pacar ataupun istri Anda sekarang. Janganlah membuat perbedaan yang diciptakan manusia sebagai tembok penghalang rencana indah dan karya Sang Ilahi yang telah disiapkan untuk Anda.
Bagi Anda yang membaca ini dan berhasil menjalani pernikahan beda agama hingga sekarang, Selamat buat Anda dan pasangan! Tetaplah berjuang bersama, ingat kembali komitmen Anda dan pasangan ketika Anda merasa lelah.
Bagi Anda pembaca yang sedang menjalani pacaran beda agama , teruslah berjuang bersama memperjuangkan hubungan Anda dan pasangan! Ingat kembali perjuangan Anda, segala ucapan doa dan permohonan Anda kepada Sang Ilahi demi terwujudnya dan terpeliharanya hubungan yang Anda jalani sekarang. Teruslah saling mendoakan, karena semua untaian kalimat doa, segala tetes air mata yang Anda keluarkan dilihat dan didengar oleh Sang Ilahi, dan percayalah bahwa meskipun cara berdoa Anda dan pasangan berbeda, namun semuanya akan bertemu di AMIN yang sama, Sang Ilahi yang sama.
Tulisan ini dibuat untuk tugas religiusitas dengan pengampu Bapak Gregorius Daru. Raimund Edwin 14.D1.0222
Jumat, 30 Oktober 2015
Pertolongan Tidak Mengenal Agama
Sudah kodratnya bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Ketika lahir ke dunia inipun kita membutuhkan bantuan orang lain. Begitu pula ketika kita meninggalkan dunia ini pun kita membutuhkan bantuan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial, sudah sewajarnya saling tolong menolong.
Namun dewasa ini, disekitar lingkungan kita, masih banyak ditemui orang yang hanya perduli dan mau membantu kepada orang orang yang seagama saja. Padahal ketika kita membutuhkan bantuan, seringkali kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan dari orang yang seagama dengan kita. Ketika dalam situasi kritis, akankah Anda masih berpikiran untuk menayakan mengenai status agama orang yang membantu Anda? Atau sebaliknya, ketika Anda hendak memberi bantuan, Akankah Anda mempersoalkan mengenai Agama orang yang sedang kesusahan tersebut ? Setiap agama pasti selalu mengajarkan untuk berbuat baik, berbuat kasih membantu sesama tanpa memandang perbedaan yang ada. Namun seringkali kita sendiri selaku pemeluk agama, justru membeda bedakan tindakan kita kepada orang berdasar agama.
Ketika saya mengikuti event donor darah di Grand Edge, terdapat banyak peserta yang mengikuti acara tersebut. Dari acara tersebut saya mendapat renungan. Ketika kita mendonorkan darah kita, nantinya darah kita tersebut akan didonorkan kepada orang yang membutuhkan. Di kantung darah tersebut hanya bertuliskan golongan darah, tidak menuliskan agama. Saya mendapat renungan bahwa kita harus menolong sesama tanpa membeda bedakan. Tentunya kita sebagai pendonor tidak tahu akan ditujukan kepada siapa darah kita. Yang kita tahu, darah kita akan berguna bagi orang lain. Begitu pula di pihak yang membutuhkan, tentu tidak akan menanyakan terlebih dahulu darah yang hendak ia terima berasal dari pemeluk agama apa. Dalam kasus donor darah, biasanya sampai dibutuhkan donor darah ketika terjadi kecelakaan atau penyakit serius yang menyangkut hidup matinya seseorang. Yang menjadi bahan renungan adalah, Apakah Anda baru mau mengesampingkan perbedaan yang ada ketika Anda membutuhkan pertolongan yang menyangkut nyawa Anda atau kerabat Anda? Apakah Anda baru mau menolong orang dengan mengesampingkan perbedaan ketika orang tersebut dalam kondisi meregang nyawa? Saya harap Anda membantu orang dengan ikhlas dan tanpa membedakan agama. Setiap agama, apapun itu pasti mengajarkan mengenai compassion. Dunia ini akan lebih indah jika kita hidup saling tolong menolong tanpa membeda bedakan perbedaan agama. Sang Pencipta menciptakan kita manusia tanpa membeda bedakan, maka jangan sampai kita sendiri yang membuat perbedaan perbedaan itu. Banyak banyaklah menolong orang agar dunia ini lebih indah, lebih damai, biarkan Anda menjadi Berkat bagi orang lain dan bagi dunia ini
Langganan:
Postingan (Atom)