Sabtu, 31 Oktober 2015

Kita Bertemu di AMIN yang Sama

Isu mengenai pacaran beda agama sudah bukan hal baru di kalangan remaja. Sudah banyak artikel dan ulasan serta opini yang beredar mengenai isu ini. Banyak yang berpendapat bahwa lebih baik mencari yang seagama saja karena paling tidak sudah meminimalkan satu permasalahan yang cukup signifikan dalam kelangsungan hubungan. Ada pula yang berpendapat seperti gambar ini
Ada pula gambar yang cukup menggelitik seperti ini
Memang dari gambar pertama, tidak bisa dikatakan salah. Jika Anda menyukai orang yang beda agama dengan Anda, Anda memang memiliki 2 opsi tersebut. Ganti Tuhan atau ganti Pacar ? Namun sebenarnya terdapat opsi ketiga, yaitu Anda tetap menjalankan Agama Anda, dan Anda tetap menjalin hubungan dengan pacar Anda. Pilihan yang satu ini memang tidak bisa ditemukan disemua kasus pacaran beda agama karena masalah mindset. Menurut cerita dan opini dari teman teman saya ketika kita membahas masalah ini, tidak semua orang memiliki mindset ini. Ada yang berpendapat bahwa masalah ini harus dibahas dulu di awal jika ingin menjalani hubungan. Konsep pemikiran ini tidak salah juga, karena bagaimanapun isu mengenai beda agama ini akan menjadi bom waktu yang tinggal menunggu kapan untuk meledak.
Menurut saya, Pacaran Beda Agama atau bahkan nikah beda agama boleh boleh saja. Saya mencoba memahami hal ini berdasarkan agama saya yaitu agama Katolik. Saya mempunyai pemikiran bahwa ketika Tuhan Yesus datang kedunia ini, Ia tidak pernah mengatakan bahwa jadilah Katolik, atau jadilah Kristen. Tuhan hanya mengatakan bahwa untuk masuk ke Surga, manusia harus mengikuti ajaran-Nya. Ajaran -Nya meski namanya berbeda beda, namun semuanya memiliki inti yang sama. Yaitu mengajarkan kasih sayang dan mengamalkan perbuatan baik. Sang Ilahi tidak pernah membeda bedakan manusia. Manusialah yang membuat perbedaan perbedaan itu ada.
Tentu menjadi sebuah makna dan berkat tersendiri ketika ditengah milyaran manusia ini, Tuhan memperbolehkan Anda bertemu dengan calon pacar, pacar ataupun istri Anda sekarang. Janganlah membuat perbedaan yang diciptakan manusia sebagai tembok penghalang rencana indah dan karya Sang Ilahi yang telah disiapkan untuk Anda.
Bagi Anda yang membaca ini dan berhasil menjalani pernikahan beda agama hingga sekarang, Selamat buat Anda dan pasangan! Tetaplah berjuang bersama, ingat kembali komitmen Anda dan pasangan ketika Anda merasa lelah. Bagi Anda pembaca yang sedang menjalani pacaran beda agama , teruslah berjuang bersama memperjuangkan hubungan Anda dan pasangan! Ingat kembali perjuangan Anda, segala ucapan doa dan permohonan Anda kepada Sang Ilahi demi terwujudnya dan terpeliharanya hubungan yang Anda jalani sekarang. Teruslah saling mendoakan, karena semua untaian kalimat doa, segala tetes air mata yang Anda keluarkan dilihat dan didengar oleh Sang Ilahi, dan percayalah bahwa meskipun cara berdoa Anda dan pasangan berbeda, namun semuanya akan bertemu di AMIN yang sama, Sang Ilahi yang sama.
Tulisan ini dibuat untuk tugas religiusitas dengan pengampu Bapak Gregorius Daru. Raimund Edwin 14.D1.0222

Jumat, 30 Oktober 2015

Pertolongan Tidak Mengenal Agama

Sudah kodratnya bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Ketika lahir ke dunia inipun kita membutuhkan bantuan orang lain. Begitu pula ketika kita meninggalkan dunia ini pun kita membutuhkan bantuan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial, sudah sewajarnya saling tolong menolong.
Namun dewasa ini, disekitar lingkungan kita, masih banyak ditemui orang yang hanya perduli dan mau membantu kepada orang orang yang seagama saja. Padahal ketika kita membutuhkan bantuan, seringkali kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan dari orang yang seagama dengan kita. Ketika dalam situasi kritis, akankah Anda masih berpikiran untuk menayakan mengenai status agama orang yang membantu Anda? Atau sebaliknya, ketika Anda hendak memberi bantuan, Akankah Anda mempersoalkan mengenai Agama orang yang sedang kesusahan tersebut ? Setiap agama pasti selalu mengajarkan untuk berbuat baik, berbuat kasih membantu sesama tanpa memandang perbedaan yang ada. Namun seringkali kita sendiri selaku pemeluk agama, justru membeda bedakan tindakan kita kepada orang berdasar agama. Ketika saya mengikuti event donor darah di Grand Edge, terdapat banyak peserta yang mengikuti acara tersebut. Dari acara tersebut saya mendapat renungan. Ketika kita mendonorkan darah kita, nantinya darah kita tersebut akan didonorkan kepada orang yang membutuhkan. Di kantung darah tersebut hanya bertuliskan golongan darah, tidak menuliskan agama. Saya mendapat renungan bahwa kita harus menolong sesama tanpa membeda bedakan. Tentunya kita sebagai pendonor tidak tahu akan ditujukan kepada siapa darah kita. Yang kita tahu, darah kita akan berguna bagi orang lain. Begitu pula di pihak yang membutuhkan, tentu tidak akan menanyakan terlebih dahulu darah yang hendak ia terima berasal dari pemeluk agama apa.
Dalam kasus donor darah, biasanya sampai dibutuhkan donor darah ketika terjadi kecelakaan atau penyakit serius yang menyangkut hidup matinya seseorang. Yang menjadi bahan renungan adalah, Apakah Anda baru mau mengesampingkan perbedaan yang ada ketika Anda membutuhkan pertolongan yang menyangkut nyawa Anda atau kerabat Anda? Apakah Anda baru mau menolong orang dengan mengesampingkan perbedaan ketika orang tersebut dalam kondisi meregang nyawa? Saya harap Anda membantu orang dengan ikhlas dan tanpa membedakan agama. Setiap agama, apapun itu pasti mengajarkan mengenai compassion. Dunia ini akan lebih indah jika kita hidup saling tolong menolong tanpa membeda bedakan perbedaan agama. Sang Pencipta menciptakan kita manusia tanpa membeda bedakan, maka jangan sampai kita sendiri yang membuat perbedaan perbedaan itu. Banyak banyaklah menolong orang agar dunia ini lebih indah, lebih damai, biarkan Anda menjadi Berkat bagi orang lain dan bagi dunia ini